Minggu, 20 Juni 2010

Tata Cara Srah-srahan (Seserahan) menurut adat Jawa


Srah-srahan

Yaitu menyerahkan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara sampai hajat berakhir. Untuk itu diadakan simbol-simbol barang-barang yang mempunyai arti dan makna khusus, berupa cincin, seperangkat busana putri, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih dan uang. Adapun makna dan maksud benda-benda tersebut adalah :

a. Cincin emas
yang dibuat bulat tidak ada putusnya, maknanya agar cinta mereka abadi tidak
terputus sepanjang hidup.

b. Seperangkat busana putri
bermakna masing-masing pihak harus pandai menyimpan rahasia terhadap orang lain.


c. Perhiasan yang terbuat dari emas, intan dan berlian
mengandung makna agar calon pengantin putri selalu berusaha untuk tetap bersinar
dan tidak membuat kecewa.

d. Makanan tradisional
terdiri dari jadah, lapis, wajik, jenang; semuanya terbuat dari beras ketan.
Beras ketan sebelum dimasak hambur, tetapi setelah dimasak, menjadi lengket.
Begitu pula harapan yang tersirat, semoga cinta kedua calon pengantin selalu
lengket selama-lamanya.



e. Buah-buahan
bermakna penuh harap agar cinta mereka menghasilkan buah kasih yang bermanfaat
bagi keluarga dan masyarakat.

f. Daun sirih
Daun ini muka dan punggungnya berbeda rupa, tetapi kalau digigit sama rasanya.
Hal ini bermakna satu hati, berbulat tekad tanpa harus mengorbankan perbedaan.


Dikutip dari :
http://lubisgrafura.wordpress.com/f-kejawen/mengenal-tata-upacara-pengantin-adat-jawa/

1 komentar:

hana mengatakan...

kok yang di posting hanya barang-barang yang dibawa, tidak ada tata laksana atau susunan acaranya? trims